Film Diva

By DeeJay Nicky Ke|renZy

Genre: Drama/Musikal
Durasi: -Sutradara: Sharad Sharan
Penulis skenario: Sharad Sharan, Vikram Sood
Produksi: Tarantella Pictures
Distributor di Indonesia: Starvision

Pemain
Ning Baizura
(Malaysia) sebagai Kartika
Jeremy Thomas (Indonesia) sebagai Arman
Balkisyh (Malaysia) sebagai Eja
Jessica Iskandar (Indonesia) sebagai Mera
Awal Ashari (Malaysia) sebagai Jay
Adam AF2 (Malaysia) sebagai Idit
Shenny Andrea (Malaysia) sebagai Sisca

Film produksi Malaysia ini menceritakan seorang Diva bernama Kartika (Ning Baizurah) yang baru saja mengejar impian di luar negeri pulang memilih pulang kembali ke Malaysia. Diceritakan semenjak pulang ke Malaysia, penderitaan nampaknya selalu menghampiri Kartika.

Penderitaan pertama, ketika Kartika bertemu seorang reporter, Sisca (Shenny Andrea) yang begitu ketus mewawancarai Kartika. Penderitaan berikutnya adalah saat Kartika pulang kampung dan sang ibunda tidak menerimanya karena Kartika dianggap penyebab kematian sang Ayah.

Dirudung penderitaan, Kartika bertemu dengan Arman (Jeremy Thomas) yang merupakan sahabatnya semenjak kecil di desa kelahirannya. Jalan-jalan bersama Arman, membuat Kartika bertemu dengan Eja (Balkisyh) serta Jay (Awal Ashari) yang ternyata mepunyai talenta untuk bernyanyi. Dua bocah tersebut akhirnya direkrut oleh Kartika untuk menjadi penyanyi.

Selain Eja dan Jay, Kartika juga bertemu dengan dua remaja bernama Mera (Jessica Iskandar) serta Idit (Adam) yang juga mempunyai talenta untuk menyanyi. Empat remaja tersebut digembleng Kartika menjadi grup musik bernamakan Jiwa.

Atas talenta yang hebat dari empat remaja tersebut dan asuhan Kartika, Jiwa melejit dan menjadi idola baru di masyarakat. Namun, lagi-lagi penderitaan rupanya masih memilih Kartika, ketika empat anak muda tersebut ingin mengkhianatinya. Selain itu, masih ada penderitaan lain yang menghinggapi Kartika dalam film ini agar menambah dramatis cerita film.

Film besutan Sharad Sharan ini nampaknya hanya mengandalkan cerita kepedihan yang dialami seorang Kartika sekembalinya ke Malaysia. Adegan demi adegan dibuat sedramatis mungkin untuk menunjukan bagaimana teraniayanya Kartika. Menyaksikan film ini tidak lebih seperti kita menyaksikan sinetron-sinetron yang biasa kita jumpai di televisi. Yang paling cukup menganggu adalah adegan menangis yang hampir selalu muncul dalam film ini, yang justru bukan membuat kita bosan untuk melihatnya.

Gaya musikal yang ingin ditampilkan Sharad Sharan juga nampaknya tak mampu membuat film ini lebih baik. Menyaksikan musikal film ini sama seperti melihat film India yang sering kita tonton. Bedanya, yang menyanyikan adalah aktor dan aktris asal Malaysia dan Indonesia. Selain itu, ilustrasi musik ini juga cukup buruk. Hal ini terlihat apabila Kartika bertemu Sisca sang reporter, ilustrasi musik akan terdengar seperti film kung-fu 80-an dari Mandarin.

Sinematografi yang ditampilkan juga biasa saja dan tidak ada yang istimewa untuk sebuah film layar lebar. Akting para pemain dalam film ini juga biasa saja seperti kita menonton sinetron-sinetron di televisi. Walaupun peran Kartika diperankan oleh Siti Nurhalizah sekalipun, tetap tidak akan mendongkrak kualitas film ini.

Diva sebagai salah satu film unggulan asal Malaysia jauh di bawah kualitas film-film unggulan Indonesia yang ada dalam kurun waktu enam tahun belakangan ini. Dengan hadirnya Diva, semoga film Sharad Sharan berikutnya yang berjudul Tipu Kanan Tipu Kiri yang dibintangi oleh Titi Kamal dan Christian Sugiono tidaklah seburuk film ini.

 

0 comments so far.

Something to say?